
“Lokasi ini merupakan salah satu daerah yang telah dipetakan untuk dilakukan mitigasi bencana. Daerah ini termasuk daerah rawan longsor,” kata Adhy Karyono dalam sambutannya.
Adhy juga mengenakan rompi kepada Bupati Banyumas, Achmad Husein sebagai Pembina Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas dan Achmad Mstakim Anggota DPR RI, sebagai Pembina Tagana Nasional sekaligus tanda peresmian kampung siaga bencana.
Adi menambahkan, agar penanganan bencana alam berjalan efektif, pemerintah harus melibatkan masyarakat. Dalam undang-undang juga sudah diamanatkan, setiap warga negara wajib ikut serta dalam penanganan bencana alam.
Kabid Perlindungan Jaminan Rehabilitasi Sosial (PJRS) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banyumas, Agus Sriyono, dalam laporannya mengatakan, ada 60 warga yang dikukuhkan menjadi kader siaga bencana.

Mereka merupakan warga dari Desa Ketenger, Karangsalam, Karangtengah, Kemutug Lor dan Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden. Selain itu, warga di sekitar baturraden, yakni Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng.
“Pengukuhan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat di daerah rawan bencana. Kegiatan pelatihan kader siaga bencana digelar sejak 29 November sampai 1 Desember,” katanya.
Kader siaga bencana dibekali materi mengenai kebijakan yang terkait perisitwa bencana alam, manajemen logistik, manajemen kampung siaga bencana, dan dapur umum. Kegiatan ditutup dengan simulasi bencana yang melibatkan sedikitnya 200 warga, pelajar dan pramuka.(Parsito).
Adhy juga mengenakan rompi kepada Bupati Banyumas, Achmad Husein sebagai Pembina Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas dan Achmad Mstakim Anggota DPR RI, sebagai Pembina Tagana Nasional sekaligus tanda peresmian kampung siaga bencana.
Adi menambahkan, agar penanganan bencana alam berjalan efektif, pemerintah harus melibatkan masyarakat. Dalam undang-undang juga sudah diamanatkan, setiap warga negara wajib ikut serta dalam penanganan bencana alam.
loading...
“Taruna Siaga Bencana (Tagana) merupakan sukarelawan, tidak dibayar. Mereka hanya mendapatkan uang tali asih Rp 100.000 setiap bulan. Namun, animo masyarakat untuk bergabung sangat tinggi, daftar tunggunya panjang,” ujar dia.Kabid Perlindungan Jaminan Rehabilitasi Sosial (PJRS) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banyumas, Agus Sriyono, dalam laporannya mengatakan, ada 60 warga yang dikukuhkan menjadi kader siaga bencana.

Mereka merupakan warga dari Desa Ketenger, Karangsalam, Karangtengah, Kemutug Lor dan Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden. Selain itu, warga di sekitar baturraden, yakni Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng.
“Pengukuhan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat di daerah rawan bencana. Kegiatan pelatihan kader siaga bencana digelar sejak 29 November sampai 1 Desember,” katanya.
Kader siaga bencana dibekali materi mengenai kebijakan yang terkait perisitwa bencana alam, manajemen logistik, manajemen kampung siaga bencana, dan dapur umum. Kegiatan ditutup dengan simulasi bencana yang melibatkan sedikitnya 200 warga, pelajar dan pramuka.(Parsito).