HARIANMERDEKA.ID,Banyumas – Bupati Banyumas Ir Achmad Husein menjadi Inspektur Upacara Bendera memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 Tingkat Kabupaten Banyumas, Senin (17/08) di Halaman Pendapa Sipanji Purwokerto. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peserta upacara hanya diikuti 3 regu pasukan yang terdiri dari 1 regu TNI, 1 regu Polisi dan 1 regu Aparatur Sipil Negara. Demikian halnya untuk pengibar bendera, dilakukan oleh tiga pelajar anggota Paskibra tahun 2019.
Meski peserta terbatas, jajajaran Forkompimda terlihat hadir lengkap termasuk dihadiri oleh Danrem 071 Wijaya Kusuma dan Kepala SPN Purwokerto dan pejabat dari perbankan. Bupati Banyumas sebagai inspektur upacara tidak membacakan Naskah Proklamasi, tetapi membacakan teks Pancasila. sedangkan Ketua DPRD Kabupaten Banyumas dr Budhi Setiawan mebacakan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Bertindak sebagai komandan upacara Kapten Arm Ali Sobirin Danramil 23 Cilongok, sedangkan petugas pengibar bendera adalah 3 pelajar anggota Paskibra Banyumas Tahun 2019.
Dalam sambutanya Bupati Achmad Husein yang membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak untuk belajar dengan Mbah Patmo Darsono (70 tahun) Warga Dusun Girpasang Kemalang Kabupaten Klaten. Meski rumahnya sangat sederhana yang masih menggunakan tungku tanah liat, tumpukan kayu, perkakas masak yang menghitam dan jagung yang diagantung tetapi mempunyai pitutur yang bagus.
“Urip kui sanajan abot tetep kudu dilakoni. Ojo sambat lan ojo ngeluh. Ojo mandeg senajan dengkul wis ndredeg. Nasihat ini selain disampaikan kepada saya juga disampaikan kepada warga Gir[asang agar tidak mengeluh dan selalu bersyukur tinggal dilereng gunung,” katanya
Pada usia negera kita yang ke 75 tahin ini Gubernur mengajak agar spirit "jangan mengeluh" itu selalu ada disetiap dada kita. Seberat apapun kehidupan yang kita hadapi, termasuk kondisi di tengah pandemi yang tengah dirasakan sekarang, kita tidak boleh mengeluh.
"Inilah saatnya kita menengok sanubari untuk menakar seberapa besar kadar cinta kita terhadap negeri. Kadar cinta kita tidak ditentukan seberapa penting posisi kita atau seberapa tenar nama kita. Kadar cinta kita diukur layaknya yang diajarkan Mbah Padmo pada warga Girpasang untuk menjalani kehidupan. Agar semua menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan "tatag"," lanjutnya.
Kondisi tersebut juga bisa disimak lewat heroisme perjuangan para pendahulu.