HARIANMERDEKA,Pekalongan-Akibat banjir Pekalongan, hingga kini sebanyak 2.475
warga pekalongan hingga kini masih bertahan di tempat pengungsian, hal tersebut
diakibatkan rumah mereka yang hingga kini masih terendam.
Berdasarkan
pantauan, ketinggian air masih mencapai sekitar 30 centimeter,di sejumlah
wilayah pesisir kondisi banjir banjr ulai surut, namun sebagian warga masih
memilih untuk tertap bertahan di pengungsian.
Sejumlah desa di Kecamatan
Tirto yang terdampak banjir antara lain Desa Jeruksari yang merendam sebanyak
1.620 rumah, Mulyorejo (674 rumah), Karangjompo (592 rumah), Pacar (632 rumah),
Samborejo (110 rumah), dan Tegaldowo (656 rumah).
Kemudian di Kecamatan
Wiradesa, antara lain Desa Bener sebanyak 433 rumah, Pekuncen (345 rumah), dan
Mayangan (25 rumah), sedang di Kecamatan Siwalan seperti Desa Depok (600
rumah), Blacanan (400 rumah), serta Boyoteluk sebanyak 300 rumah.
“korban banjir yang mengungsi ini tersebar di 33 lokasi
pengungsian” jelas M.Rofik Perwakilan
Humas Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pekalongan M. Rofik Maulana
Saat ini, kata dia, PMI
bersama tim penanggulangan bencana masih melakukan penanganan terhadap korban
banjir dengan menyiapkan dapur umum dan pemeriksaan kesehatan terhadap mereka.
“Kebutuhan mendesak yang
dibutuhkan korban banjir saat ini adalah selimut, trapolin, makanan siap saji
seperti mi instan, ikan olahan, dan makanan bayi, serta obat-obatan seperti
minyak kayu putih, tolak angin, serta salep gatal,” katanya.
Korban banjir, Nurkholis
mengatakan warga kini masih memilih mengungsi karena tempat tinggalnya
tergenang air.
“Banjir masih menggenangi
wilayah desa. Penurunan banjir hanya sekitar 10 cm dibandingkan sebelumnya yang
sempat mencapai 50 centimeter,” katanya. (fid/ant/Red)