Peringatan Bulan Bung Karno, GPM Banyumas Gelar Sarasehan Pancasila "Pancasila Menjawab Tantangan Zaman"

 


JATENG.HARIANMERDEKA.ID,Banyumas- Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, Bulan Juni merupakan salah satu bulan bersejarah.Dimana sosok penggagas Pancasila 1 Juni  yang juga merupakan proklamator kemerdekaan Indonesia lahir pada bulan tanggal 06 Juni. 


Untuk mengenang jasa Bapak Pendiri Bangsa itu, , DPC Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Banyumas menyelenggarakan acara Sarasehan Pancasila bertajuk: Pancasila Menjawab Tantangan zaman”, dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila dan hari lahir Bung Karno di Umah Maen Baturaden, Banyumas Minggu,(06/06).


DPC Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Banyumas menghadirkan tiga narasumber  diantaranya  Prof. Hariyono (Wakil Kepala UKP-BPIP), Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), dan Susanto Polamolo (DPC GPM Banyumas). dala diskusi tersebut dimodrtori oleh  Rofingatun Khasanah, advokat muda yang juga merupakan Sekertaris DPC GPM Banyumas.


Eko Cahyono selaku ketua  Ketua DPC GPM Banyumas mengatakan Momentum peringatan bulan Bung Karno ini merupakan momentum kebangsaan, selain sebagai upaya untuk mempererat hubungan idiologis sebagai anak bangsa, juga untuk menanmankan idiologi Pancasila kepada generasi milenial, sehingga tidak buta sejarah. 



Turut hadir dalam kegiatan tersebut  Bupati Banyumas, Achmad Husein,dalam  sambutannya . Achmad Husein menceritakan bagaimana ia sejak kecil sudah dekat dengan sosok Soekarno dan pemikirannya, khususnya Pancasila, karena ia berasal dari keluarga nasionalis. Tak lupa Bupati mengingatkan agar terus mematuhi protokol kesehatan.


Dalam kesempatan tersebut Prof. Hariyono, menekankan pentingnya Pancasila diperkenalkan kepada para milenials dengan pendekatan baru.  katanya, 


Kata dia, Saat ini Badan Pembinaan Idiologis Pancasila (BPIP) sedang menyiapkan strateginya. Di samping, pendekatan komunitas di pedesaan. juga harus dimanfaatkan betul untuk menjadi agen Pancasila.


Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan  bahwa Pancasila harus lebih sering dipraksiskan di lapangan. Melibatkan anak-anak muda. Menciptakan narasi-narasi yang toleran. Pancasila harus hidup dalam tindakan. Menyudahi perdebatan-perdebatan yang menguras energi dan malah menyebabkan perpecahan.


Pandangan yang agak berbeda disampaikan  Susanto Polamolo, akademikus yang juga pengurus DPC GPM Banyumas. Situasi dan posisi Pancasila sebenarnya sedang dalam tahap rentan. Riset LSI dan CPCS pada 2018 dan 2020, terjadi penurunan kepercayaan/komitmen masyarakat terhadap Pancasila sebanyak 10%-13%. Angka ini kecil memang karena yang pro masih diangka 75-85%, namun angka ini terus membesar setiap tahun.


Lebih lanjut kata  dia, Fakta ini memperlihatkan nasionalis kurang bekerja keras, terutama untuk menjadi elemen sintesis terhadap kubu-kubu yang masih menolak Pancasila. Susanto Polamolo juga menekankan bahwa ada tugas besar yang harus diselesaikan BPIP, pertama, menulis ulang sejarah Pancasila yang selama ini melenceng; dan kedua, mengilmukan Pancasila.


Suasana sarasehan cukup ramai karena dihadiri oleh Sesepuh Nasionalis Banyumas, Bupati Banyumas Ir. Ahmad Husein, TNI & Polri, Kesbangpol, PA GMNI, GMNI PURWOKERTO, DPC PDI Perjuangan Banyumas, Komunitas Juang, GP ANSOR, tokoh lintas Agama, tokoh Budaya, Pemuda Muhammadiyah, Gus Durian,KNPI  dan pegiat UMKM.